Senin, 23 April 2012

Larutan Penyangga



Larutan Penyangga Basa: Sifat, Cara Kerja, dan Menghitung pH

Sifat Larutan Penyangga Basa / Buffer Basa

Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari Buffer ini seperti pH Larutan Buffer hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.
Jadi apabila suatu Buffer ditambahkan asam atau Base ataupun diencerkan maka nilai pH Larutan Penyangga tersebut akan tetap. Andaikan kita memiliki Larutan Penyangga ber-pH 6.5 kemudian kedalam larutan penyangga itu kita tetesi sejumlah asam (misalnya HCl) lalu pH larutan tersebut kita ukur pH nya maka pH larutan tersebut akan tetap 6.5. Hal yang sama juga terjadi bila larutan penyangga itu kita tetesi Basa (misalnya KOH) ataupun kita tambahkan air sehingga volumenya menjadi 3 kali volume semula, pHnya akan tetap menunjukan 6.5.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Komponen Larutan Penyangga Basa
Secara umum, Buffer Basa mengandung suatu Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-). Larutan seperti itu dapat dibuat dengan berbagai cara,misalnya:
  • Mencampurkan Basa lemah dengan garamnya
  • Mencampurkan suatu Basa lemah dengan Asam kuat dimana Basa lemah dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung Asam konjugasi dari Basa lemah yang bersangkutan

Cara Kerja Larutan Penyangga Basa / Buffer Basa

Pada bahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa buffer mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada buffer yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
  • Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)
  • Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu base, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH-dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Menghitung pH Larutan Penyangga Basa / Buffer Basa
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:
[OH-] = Kb x b/g
atau
pH = p Kb – log b/g
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol base lemah
g = jumlah mol asam konjugasi

Demikian tadi pembahasan mengenai Buffer Basa: Sifat, Cara Kerja, dan Menghitung pH. Untuk adik-adik Kelas X, XI, XII atau siapa saja yang memanfaatkan informasi ini, mohon dengan sangat jangan lupa untuk berbagi informasi ini kepada teman yang lain, dengan cara klik like (Facebook), tweet, dan berkomentar. Karena dengan cara sederhana ini, dapat membantu kami untuk berusaha mencerdaskan siswa-siswa di Indonesia dengan berbagi Informasi tentang Pelajaran Kimia. Mohon kerjasamanya, ya Kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar