Larutan Penyangga Basa: Sifat, Cara Kerja, dan Menghitung pH
Sifat Larutan Penyangga Basa / Buffer Basa
Larutan penyangga atau
larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan
nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari Buffer
ini seperti pH Larutan Buffer hanya berubah sedikit pada penambahan
sedikit asam kuat.
Jadi apabila suatu Buffer ditambahkan asam atau Base ataupun diencerkan maka nilai pH Larutan Penyangga tersebut akan tetap.
Andaikan kita memiliki Larutan Penyangga ber-pH 6.5 kemudian kedalam larutan penyangga itu kita tetesi sejumlah
asam (misalnya HCl) lalu pH larutan tersebut kita ukur pH nya
maka pH larutan tersebut akan tetap 6.5. Hal yang sama juga terjadi bila
larutan penyangga itu kita tetesi Basa (misalnya KOH) ataupun kita tambahkan air sehingga
volumenya menjadi 3 kali volume semula, pHnya akan tetap menunjukan 6.5.
Larutan ini
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat
dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Komponen Larutan
Penyangga Basa
Secara umum, Buffer Basa
mengandung suatu Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-).
Larutan seperti itu dapat dibuat dengan berbagai cara,misalnya:
- Mencampurkan Basa lemah dengan garamnya
- Mencampurkan suatu Basa lemah dengan Asam kuat dimana Basa lemah dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung Asam konjugasi dari Basa lemah yang bersangkutan
Cara Kerja Larutan Penyangga Basa / Buffer Basa
Pada bahasan sebelumnya
telah disebutkan bahwa buffer mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan
basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun
ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat
tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan
penyangga:
Adapun cara kerjanya
dapat dilihat pada buffer yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami
kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
- Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam,
maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-.
Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi
ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini
menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-.
Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3 (aq)
+ H+(aq) → NH4+ (aq)
- Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan
adalah suatu base, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi
ion OH-dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3)
dan air.
NH4+ (aq)
+ OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)
Menghitung pH Larutan Penyangga Basa / Buffer Basa
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:
[OH-]
= Kb x b/g
atau
pH = p Kb – log b/g
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa
lemahatau
pH = p Kb – log b/g
b = jumlah mol base lemah
g = jumlah mol asam konjugasi
Demikian tadi pembahasan
mengenai Buffer Basa: Sifat, Cara Kerja, dan Menghitung pH. Untuk
adik-adik Kelas X, XI, XII atau siapa saja yang memanfaatkan informasi ini,
mohon dengan sangat jangan lupa untuk berbagi informasi ini kepada teman yang
lain, dengan cara klik like (Facebook), tweet, dan
berkomentar. Karena dengan cara sederhana ini, dapat membantu kami untuk
berusaha mencerdaskan siswa-siswa di Indonesia dengan berbagi Informasi tentang
Pelajaran Kimia. Mohon kerjasamanya, ya Kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar